Sunday, April 22, 2012

Sudut Pandang Penceritaan

Pengarang menjadi pengamat dari para pelaku, tetapi juga merupakan pengisah yang serba tahu, termasuk tahu apa yang ada dalam pikiran orang-orang yang diceritakannya. Pengisah menyebut nama-nama pelaku dengan menggunakan kata ganti orang ketiga ("ia", "dia", "mereka"). Dia bisa berada di dalam cerita sebagai orang ketiga tapi bisa juga berada di luar cerita seperti seorang dalang.

Dia tidak terlibat secara langsung dalam keseluruhan satuan dan jalinan cerita, tapi dia tahu segala sesuatu mengenai pelaku, maupun kemungkinan kadar nasib yang bakal dialami para pelaku. Narator jenis ini dapat menceritakan apa yang ada dalam batin pelaku (sudut pandang maha tahu), tapi bisa juga tidak (sudut pandang obyektif).

Contoh penggunaan sudut pandang ini adalah "Opera van Java". Narator (Parto) selaku dalang sering menggunakan teknik bercerita ini. Kadang menempatkan diri di luar cerita, tapi terkadang menempatkan diri di dalam cerita sebagai tokoh yang terkesan tak penting (tambahan).